Financial Distress: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mencegah

financial distress

Dalam konteks ekonomi, pasang-surut perekonomian suatu negara pasti terjadi di setiap negara, termasuk di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut ialah efek globalisasi yang semakin meluas.

Perlu kita ketahui, ekosistem perekonomian di suatu negara tidak selalu dalam margin yang stabil, pasti bersifat fluktuatif, terutama di dalam era globalisasi. Akibatnya, aktivitas bisnis di suatu negara dapat berpengaruh terhadap penyesuaian kebijakan ekonomi di suatu negara. 

Bahkan, financial distress menjadi salah satu dampak buruk yang akan dirasakan oleh beberapa perusahaan, terutama perusahaan yang fluktuatif terhadap perubahan kondisi ekonomi. 

Kondisi di atas memaksa perusahaan untuk menyelesaikan tantangan yang sangat mengkhawatirkan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus menerapkan strategi jitu terkait manajemen risiko yang cermat dan adaptif.

Dalam artikel ini, kami akan mengulas dengan rinci dan menyeluruh mengenai fenomena financial distress yang perlu Anda pahami, terutama jika Anda memiliki peran penting dalam mengelola suatu perusahaan.

Pengertian Financial Distress

Artinya, perusahaan mengalami penurunan dalam segi keuangan sebelum masuk zona kebangkrutan.

Biasanya, fenomena ini dialami oleh beberapa perusahaan yang memiliki biaya tetap yang tinggi, likuiditas yang signifikan, serta pendapatan yang tidak sejalan dengan situasi ekonomi, sehingga manajemen perusahaan tidak dapat terkendali dengan baik.

Maka dari itu, suatu perusahaan yang sedang mengalami financial distress harus memerlukan manajemen yang terkendali dalam menangani keseimbangan antara arus kas dan kewajiban yang wajib dibayar.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa kondisi financial distress, perusahaan berada pada ambang kebangkrutan karena tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran kepada kreditur. Faktor-faktor yang dapat memicu kondisi ini meliputi biaya tetap yang tinggi, likuiditas yang signifikan, dan pendapatan yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi saat itu. 

Manajemen yang tidak terkendali dapat menjadi pendorong utama, di mana perusahaan kesulitan mengelola keseimbangan antara arus kas dan kewajiban yang harus dibayarkan. Dalam menghadapi financial distress, manajemen yang terkendali, strategi restrukturisasi, dan solusi keuangan yang cerdas menjadi kunci untuk memperbaiki stabilitas dan menghindari kebangkrutan.

4 Penyebab Financial Distress

Pada umumnya, financial distress terjadi karena beberapa, di antaranya:

  • Tidak Ada Perencanaan yang Maksimal

Secara umum, financial distress sering kali disebabkan oleh kurangnya perencanaan yang sempurna dalam hal produksi, pemasaran, keuangan, dan distribusi. Ditambah, ketidaksempurnaan perencanaan produksi dapat menyebabkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan, apalagi jika persediaan yang sulit dijual kepada target pasar.

Dampak dari kondisi tersebut tentu saja akan berimbas pada kinerja operasional perusahaan, menyebabkan kerugian finansial yang signifikan, dan meningkatkan risiko terjadinya financial distress. Untuk itu, perusahaan memerlukan strategi dalam memitigasi risiko dan meningkatkan kinerja operasional guna mencegah dampak buruk yang akan terjadi kedepannya.

  • Arus Kas yang Bermasalah

Arus kas yang bermasalah dapat menjadi salah satu sebab yang dapat mengakibatkan suatu perusahaan ke ambang kebangkrutan. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan suatu perusahaan membayar kewajiban dengan tepat waktu.

Oleh karena itu, memperhatikan dengan cermat mengenai manajemen keuangan kegiatan operasional, memenuhi kewajiban, serta melaksanakan segala komitmen keuangan akan meningkatkan reputasi perusahaan di mata kreditur, investor dan pihak lainnya.

  • Struktur Modal yang Sangat Berisiko

Penyebab ketiga ini biasanya terjadi karena perusahaan terlalu mengandalkan liabilitas atau utang yang dialokasikan untuk kegiatan operasional dan ekspansi perusahaan. Oleh karena itu, struktur modal yang tak sejalan dengan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan situasi terkait risiko memicu risiko financial distress pada perusahaan.

  • Kerugian yang Signifikan

Terakhir, biasanya kerugian yang berlebihan yang dialami perusahaan sangat berisiko dalam memicu financial distress. Hal ini sering kali disebabkan oleh ketidaksesuaian antara pendapatan dengan biaya operasional perusahaan, sehingga mengakibatkan ketidakstabilan kondisi keuangan.

Selain itu, kerugian dapat dipicu oleh penurunan penjualan, biaya operasional di luar perencanaan, serta strategi pemasaran yang tidak efektif. Oleh karena itu, perusahaan wajib melakukan evaluasi terhadap perencanaan bisnisnya secara seksama.

5 Cara Mencegah Financial Distress

  • Membuat Perencanaan dengan Bijak dan Cermat

Mengelola suatu perusahaan memang bukanlah hal yang mudah, terutama dalam mengelola arus keuangan dengan cermat bijak. Oleh karena itu, untuk mencegah risiko terjadinya financial distress, merencanakan strategi dalam menghadapi situasi seperti inflasi, resesi ekonomi, serta krisis moneter secara tak terduga adalah langkah yang krusial bagi perusahaan.

Perencanaan ini dapat mencakup mitigasi risiko, diversifikasi portofolio serta pemantauan ekosistem pada sektor ekonomi secara berkala.

  • Memperbaiki Likuiditas Bisnis

Dengan likuiditas bisnis yang baik, maka akan memudahkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban operasional maupun keuangan tanpa kendala. Maka dari itu, memfokuskan pada manajemen likuiditas, persediaan, dan kebijakan keuangan, terutama siklus arus kas, dapat mencegah risiko terjadinya financial distress terhadap perusahaan.

Selain dapat memenuhi kewajiban perusahaan, langkah-langkah tersebut dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan dengan baik dan meningkatkan daya saing terhadap kompetitor di pasar global.

  • Tentukan Batas Terhadap Utang 

Penetapan batas terhadap utang akan membantu perusahaan dalam pencegahan terhadap ketergantungannya kepada utang atau pinjaman. Likuiditas perusahaan yang memadai akan membantu perusahaan dalam menangani kewajiban keuangan dan operasional. Dengan demikian, manajemen yang baik terhadap piutang dapat mencegah risiko financial distress.

  • Jaga Keseimbangan Ekosistem Ekonomi

Menjaga keseimbangan terhadap utang dan pembayaran kewajiban adalah hal yang krusial dalam menjaga ekosistem perekonomian suatu perusahaan. Sebagai pihak dari perusahaan, mengamati perkembangan terhadap perubahan dalam sektor ekonomi, serta kebijakan pemerintah, dapat mengantisipasi risiko terjadinya kebangkrutan.

Dengan demikian, perusahaan yang aware terhadap perubahan ekosistem perekonomian, dan kebijakan pemerintah, perusahaan dapat mencegah dampak buruk yang datang secara tiba-tiba.

  • Siapkan Asuransi

Langkah terakhir yang harus dilakukan ialah menyiapkan asuransi terhadap suatu situasi yang tidak pernah terduga sebelumnya, seperti bencana alam, kehilangan properti, atau risiko yang berdampak buruk pada perusahaan. Menyiapkan asuransi adalah langkah yang ideal untuk memastikan bahwa setiap kendala yang tak terduga dapat memberikan perlindungan terhadap finansial sebuah perusahaan.

Penutup

Pada kesimpulannya, financial distress pada perusahaan dapat terjadi karena beberapa hal yang mencakup perencanaan yang tidak cermat, likuiditas yang tinggi, arus kas yang bermasalah, serta kerugian yang cukup signifikan. 

Oleh karena itu, memperhatikan cara-cara pencegahan terjadinya keberangkutan pada suatu perusahaan, seperti membuat perencanaan yang baik, memperbaiki likuiditas bisnis, menetapkan batas terhadap utang, menjaga keseimbangan ekonomi sistem, dan menyiapkan asuransi. 

Langkah-langkah di atas dapat meningkatkan peluang yang lebih besar terhadap  pengambilan keputusan yang tepat dalam menghadapi risiko yang berkaitan dengan masalah keuangan yang dihadapi perusahaan, salah satunya financial distress. 

Kesadaran dan kesediaan perusahaan dalam mengidentifikasi risiko seputar financial distress adalah kunci kesuksesan mencapai keberhasilan dalam sektor perekonomian. Dengan demikian, perusahaan Anda dapat menjaga stabilitas yang berkelanjutan dalam sektor ekonomi.